Apakah Anda memiliki pasangan? Atau apakah Anda sedang dekat dengan seseorang yang belum menjadi pasangan Anda? Para psikolog telah mempelajari selama beberapa tahun untuk mengetahui berapa lamanya kita bisa bertahan dalam hubungan percintaan, serta seberapa kuat hubungan cinta yang dibangun dengan pasangan kita. Adanya penelitian tentang hubungan cinta, maka para psikolog telah menemukan beberapa kesimpulan mengenai hubungan cinta yang sukses dan memiliki akar yang kuat.
image source |
Dilansir dari Bussiness Insider, berikut ini akan dijelaskan mengenai tanda-tanda jika Anda memiliki hubungan cinta yang kuat. Namun, jika beberapa tanda di bawah ini tidak sesuai dengan situasi Anda sekarang, bukan berarti Anda harus menyudahi hubungan dengan pasangan Anda. Anggap saja beberapa hal ini bisa menjadi acuan atau pedoman Anda untuk mengevaluasi hubungan Anda supaya dapat membangun fondasi yang kuat. Beberapa tanda ini dapat membuat hubungan cinta Anda dengan pasangan mencapai kebahagiaan. Akankah kisah cinta Anda bertahan sampai akhir?
Kalian Menanggapi Kabar Gembira dengan Positif
Adanya laporan bahwa salah satu tes untuk membangun sebuah hubungan yang bahagia yaitu bagaimana masing-masing pihak antusias akan menanggapi kabar gembira satu sama lain. Psychology Today memberitahukan kabar bahwa seorang pria dapat merespon dengan baik setelah pasangannya memberikan kabar gembira mengenai promosi di tempat kerjanya. Beberapa kalimat positif yang dikeluarkan oleh seorang pria dibagi menjadi empat bagian yaitu:
- Sebuah kalimat aktif-konstruktif dari dia, yaitu kalimat yang mendukung serta antusias. "Itu bagus, sayang! Aku tahu kamu bisa melakukannya, kamu telah berusaha dengan keras."
- Sebuah kalimat pasif-konstruktif akan pemahaman dan dukungan, sebuah senyuman hangat dan kalimat sederhana, "Itu berita bagus."
- Sebuah respon aktif-destruktif akan menjadi pernyataan yang direndahkan, "Apakah ini berarti kamu akan bekerja lembur sampai malam? Apakah kamu yakin bisa mengatasinya?"
- Yang terakhir, respon pasif-destruktif yang akan mengabaikan kabar baik ini, "Oh, benarkah? Kamu gak akan percaya apa yang terjadi padaku di perjalanan pulang hari ini!"
Tidak mengejutkan bahwa tanggapan yang diberikan seorang pria dengan tipe aktif-konstruktif paling mendekati dengan hubungan memiliki hubungan cinta yang kuat.
Anda Menghabiskan Waktu Terpisah dengannya, Lebih Banyak dengan Teman-teman
Beberapa waktu menjalin hubungan dengannya, kita pasti sudah mendapatkan tuntutan dari pasangan kita. Kita tidak lagi mengharapkan dia untuk menjadi partner keuangan, pelindung, dan teman kemanapun kita pergi, namun juga kita menginginkan dia untuk menjadi seseorang yang dapat memenuhi segala kebutuhan pribadi kita. Seorang psikolog, Eli Finkel, berhasil menemukan beberapa penemuan jika Anda ingin bahagia dalam pernikahan Anda, baiknya Anda tidak melihat semua kebutuhan Anda ada di diri pasangan Anda. Finkel merekomendasikan untuk memenuhi beberapa kebutuhan ada di hobi, teman-teman, dan dengan pekerjaan Anda.
Kalian Memiliki Selera Humor yang Sama
Neil Clark Warren, seorang psikolog sekaligus pendiri situs kencan eHarmony, sebelumnya memberikan gambaran bahwa selera humor bisa menjadi vitamin dalam membangun hubungan cinta yang romantis. Seakan Anda memiliki "bahasa privat" dengan dirinya, seperti panggilan dan bercanda yang kalian lakukan tidak seorangpun memahaminya, dapat membangun serta mengikat hubungan yang bahagia dengan dirinya.
Kalian Membagi Tugas dengan Rata
Dalam sebuah polling, sebanyak 62% orang dewasa mengatakan bahwa sangat penting dalam berbagi tugas untuk membangun pernikahan yang berhasil. Menariknya, mengingat adanya stereotip sosial, bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Namun sementara pria melakukan pekerjaan rumah tangga, penelitian menemukan bahwa perempuan masih mengambil pekerjaan yang mudah.
Mencoba Hal Baru Bersama-sama
Berdasarkan hasil penelitian di tahun 1993, para peneliti meneliti kualitas hubungan pernikahan, mereka meneliti lebih dari 50 pasangan pernikahan dengan usia paruh baya dalam tiga grup. Satu grup dipilih dan diminta untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan selama 90 menit dalam seminggu, seperti bermain atau berdansa. Grup yang lain menghabiskan waktu 90 menit melakukan aktivitas bersama seperti pergi menonton film. Grup terakhir diminta untuk tidak melakukan apapun.
Setelah 10 minggu, para peneliti menemukan bawah pasangan menemukan kualitas dari hubungannya setelah mereka melakukan hal yang seru dan menyenangkan bersama-sama.
Dari New York Times di tahun 2008, dr. Aron, salah satu dokter yang melakukan penelitian tersebut memberikan saran bahwa bernostalgia dengannya tidaklah cukup dalam menyelamatkan pernikahan yang sudah krisis. Namun, bagi pasangan yang memiliki hubungan baik namun sedikit membosankan, mungkin mereka bisa bernostalgia untuk menciptakan percikan api asmara kembali.
Kalian Tahu Caranya Berdamai Disaat Bertengkar
Seorang psikolog expert John Gottman sebelumnya memberikan pernyataan adalah hal penting dalam membangun sebuah hubungan yaitu dapat memperbaiki tali ikatan setelah bertengkar hebat. Bukan berarti lebih baik tidak memiliki konflik dengan pasangan, namun bagaimana kita dapat mengatasi konflik tersebut.
Gottman melanjutkan,"Hal terpenting dalam membangun pernikahan atau hubungan cinta yang baik adalah berkomunikasi dengan pasangan ketika Anda kecewa dengannya, dan dia mendengarkannya. Dunia menjadi berhenti, dan dia mendengarkannya, lalu kalian mengatasi segala sesuatunya. Kita tidak dapat membiarkan sebuah kemarahan begitu saja. Kita tidak meninggalkan pasangan kita dalam keadaan sakit, kita harus bicara dan membetulkannya."